Kejernian hati:
Ketika hati bersih dari karatnya dan jiwa sadar dari bius hawa, manusai dapat melihat berbagai
aibnya. Sayidina ‘Umar bin Khatab
radhiyallahu ‘anhu berkata “Semoga Allah merahmati seseorang yang menunjukan
aib-aibku kepadaku.”
Orang yang berakal selalu berusaha memperbaiki
dirinya.Sebab, Setiap manusia pasti memiliki kekurangan dan aib.Orang yang
berakal akan mengetahui aib dan kekurangannya, sedangkan orang dungu tidak akan
mampuh melihat aib dan kekurangan-kekurangannya.Ia tenggelam dalam lautan hawa sehingga tidak dapat membedakan
antara baik dan buruk yang berada dalam nuraninya. Dia pikir dirinya adalah
manusia yang paling sempurna. Padahal orang yang memiliki sedikit akal sehat
saja dapat melihat kekurangannya.
Ketika seorang yang memiliki semangat tinggi mengetahui
bahwa dirinya memiliki sifat sombong dan perasaan lebih mulia dari orang
lain,dia pun segera membenci dirinya.Dia mengetahui bahwa sifat ini sangat
buruk dan akan menjauhkannya dari Allah Ta’ala.
Sombong adalah salah satu sifat rububiyyah (ketuhanan) dan bertentangan dengan ubudiyyah (pengahambaan). Dan masyarakat membenci orang yang
sombong.Ketika seorang yang berakal mengetahui bahaya kesombongan dan menyadari
bahwa sifat ini hanya akan membuat nafs
semakin angkuh dan congkak, maka ia akan segera
berusaha menghapus sifat ini dari dirinya,yaitu dengan bergaul bersama
kaum miskin (khumul). Ia akan merendahkan dirinya dan meneladani perilaku kaum
fakir.
Setan terkadang mengatakan kepada manusia bahwa kesombongan
akan mengekalkan kedudukan dan kehormatannya. Akhirnya ia jadikan kesombongan
sebagai penunjang hidupnya.dan metode untuk memperbaiki keadaannya. Padahal
kesombongan itu justru akan membuatnya di benci dan di rendahkan
masyarakat.Hati manusia pun berpaling darinya.
Orang yang suka merendahkan diri dicintai oleh masyarakat
dan kehidupannya menjadi lebih baik. Lihatlah bagaimana masyarakat memuliakan
orang yang merendahkan dan menghinakan orang yang sombong.